Motivasi siswa mengacu pada minat, keinginan, paksaan, dan kebutuhan siswa untuk berpartisipasi dan berhasil dalam proses pembelajaran. Secara umum diterima bahwa motivasi siswa memainkan peran kunci dalam pembelajaran akademik.
Siswa yang bermotivasi tinggi lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran daripada siswa yang kurang termotivasi. Siswa yang termotivasi memiliki dampak positif pada pembelajaran. Mereka memanfaatkan kesempatan yang diberikan dan menunjukkan usaha dan konsentrasi yang intens dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Selain itu, mereka mengungkapkan emosi positif seperti kegembiraan, antusiasme, minat, dan optimisme selama belajar.
Di sisi lain, yang kurang termotivasi ditemukan kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Sebagian besar dari mereka hadir secara fisik di ruang kelas tetapi tidak hadir secara mental. Mereka sering gagal untuk secara aktif melibatkan diri dalam tugas-tugas belajar. Siswa seperti itu lebih mungkin untuk berhenti belajar. Siswa yang kurang termotivasi harus dibimbing sehingga mengembangkan sikap yang menguntungkan terhadap proses pembelajaran.
Seorang guru atau instruktur memiliki peran penting dalam membimbing siswa yang kurang termotivasi. Sebuah teknik yang disebut pelatihan ulang atribusi, yang mencakup pemodelan, sosialisasi, dan latihan latihan, digunakan untuk merestrukturisasi siswa yang kurang termotivasi. Tujuannya adalah untuk membantu siswa berkonsentrasi pada tugas belajar tanpa takut gagal.
Ada dua jenis motivasi siswa yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik didefinisikan sebagai motivasi untuk terlibat dalam suatu kegiatan untuk mendapatkan imbalan atau untuk menghindari hukuman dari sumber eksternal. Siswa yang termotivasi secara ekstrinsik melakukan suatu kegiatan demi mendapatkan nilai bagus atau persetujuan guru. Motivasi ekstrinsik dibagi lagi menjadi dua seperti motivasi sosial dan motivasi material. Motivasi sosial meliputi persetujuan dari guru, orang tua, dan teman. Nilai bagus, pendidikan masa depan, atau keamanan kerja berada di bawah motivasi materi.
Motivasi intrinsik mengacu pada keterlibatan dalam suatu kegiatan untuk kepentingannya sendiri, untuk kesenangan dan kenikmatan yang diberikannya. Lebih tepatnya, seorang siswa yang termotivasi secara intrinsik melakukan tindakan untuk pembelajaran yang diizinkannya. Dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik, motivasi intrinsik lebih diinginkan karena merupakan motivasi untuk terlibat dalam proses belajar untuk kesenangan belajar tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
Source : Jasa PBN Murah